Namun pembangkit listrik yang digunakan di berbagai negara di dunia saat ini ada yang tidak ramah lingkungan, dia menghasilkan polusi yang sangat tidak baik untuk alam. Kali ini kita akan membahas pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
Apa aja?
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Air berfungsi menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator. Energi listrik yang dihasilkan ini disebut hidroelektrik.
Kelebihan PLTA adalah kapasitas dayanya besar dan alatnya awet hingga 50-100 tahun setelah digunakan. Selain itu jenis pembangkit listrik ini tidak menyebabkan polusi dan bebas emisi karbon, sangat ramah lingkungan.
Berikut ini animasi prinsip kerja turbin pada PLTA :
2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Sebagai salah satu energi yang terbarukan, pembangkit listrik tenaga angin tidak menimbulkan emisi sehingga ramah lingkungan. Untuk membuatnya tidak memerlukan lahan sebesar jenis pembangkit listrik lain sehingga lebih hemat tempat.
Namun biaya pembuatan dan perawatan pembangkit listrik tenaga angin cukup tinggi, karena ada beberapa bagian turbin yang memang mudah rusak.
Indonesia memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Bayu ( PLTB) atau angin yang menggunakan kincir angin raksasa Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dengan memiliki 30 Wind Turbin Generator (WTG) atau kincir angin, PLTB Sidrap akan menghasilkan listrik sebesar 75 Mega Watt (MW) dan diproyeksikan akan mampu mengaliri listrik kepada 70.000 pelanggan di wilayah Sulsel.
Cara kerja Pembangkit listrik tenaga Angin :
Indonesia memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Bayu ( PLTB) atau angin yang menggunakan kincir angin raksasa Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dengan memiliki 30 Wind Turbin Generator (WTG) atau kincir angin, PLTB Sidrap akan menghasilkan listrik sebesar 75 Mega Watt (MW) dan diproyeksikan akan mampu mengaliri listrik kepada 70.000 pelanggan di wilayah Sulsel.
Cara kerja Pembangkit listrik tenaga Angin :
3. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)
PLTPB tidak memerlukan bahan bakar sehingga biaya operasionalnya lebih kecil daripada PLTU. Kekurangannya adalah biaya eksplorasi untuk menemukan sumber panas dan pengeboran perut bumi memakan biaya investasi yang sangat besar.
Sumber daya energi panas bumi di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 28,5 Giga Watt electrical (GWe) yang terdiri dari resources 11.073 MW dan reserves 17.453 MW, hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara dengan sumber daya panas bumi terbesar di dunia. Keberadaan sumber energi ini erat kaitannya dengan posisi Indonesia yang berada pada kerangka tektonik dunia. Sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang sangat potensial, Pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan pemanfaatan panas bumi di Indonesia.
Berdasarkan data terbaru dari Direktorat Panas Bumi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi tercatat sumber daya panas bumi yang termanfaatkan telah mencapai 1.948,5 MW yang terdiri dari 13 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada 11 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).
Prinsip kerja PLTPB :
4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Sebagai salah satu energi alternatif, sinar matahari dapat dimanfaat sebagai pembangkit listrik. Keuntungannya tentu sinar matahari ramah lingkungan dan tidak terbatas digunakan berapa kali pun.
Biaya perawatannya memang kecil bila dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik yang lain. Namun biaya pembangunanannya sangat besar
Komponen utama PLTS adalah sel foltovotaik yang berperan menangkap sinar matahari yang panas. Sinar matahari yang tertangkap berfungsi memanaskan cairan yang akan berubah menjadi uap. Uap tersebut yang akan diubah oleh generator menjadi energi listrik.
Prinsip kerja PLTS :
Prinsip kerja PLTS :
5. Pembangkit Listrik Tenaga Ombak
Gerakan ombak laut yang bergulung-gulung dan naik turun menghasilkan energi yang cukup besar. Ombak memililki kepadatan daya yang tinggi, memungkinkannya menjadi sumber energi terbarukan dengan biaya paling murah.
Jenis pembangkit listrik ini menghasilkan emisi nol, alias sangat ramah lingkungan. Di masa depan diyakini ombak akan menjadi salah satu solusi terbaik untuk menghasilkan listrik.
Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Laut :
Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Laut :
6. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Ternyata sampah juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Sampah dipilah terlebih dahulu. Sampah yang masih bisa didaur ulang dipisahkan. Baru sisa sampah diletakkan ke tungku insinerator untuk dibakar.
Pembakaran dilakukan pada suhu di atas 1300oC. Tidak perlu khawatir soal asap hasil pembakaran karena telah diatur agar sesuai dengan batas aman emisi gas buang. Sisa abu hasil pembakaran dapat dijadikan bahan bangunan seperti batako.
Jenis pembangkit listrik ini tentu sangat bagus diterapkan untuk mengurangii jumlah sampah. Berbagai negara seperti Amerika, Jepang, Belanda dan negara-negara di Eropa sudah menggunakan PLTSa sejak dahulu.
Proses kerja PLTSa :
Proses kerja PLTSa :
7. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
PLTN membutuhkan reaksi pembelahan inti bahan uranium dalam reaktor nuklir untuk menghasilkan panas. Panas tersebut menghasilkan uap yang dialirkan ke turbin untuk menggerakkan generator.
Jenis pembangkit listrik ini sangat ramah lingkungan karena tidak melepaskan partikel nitrogen oksida, sulfur dioksida dan karbon dioksida saat pembakaran terjadi.
Namun dibalik kelebihannya, PLTN menuai banyak kontroversi seperti biaya pembuangan dan pengamanan energi nuklir sangat besar.
Selain itu potensi kecelakaan nuklir yang sangat mengerikan dampaknya. Radiasinya dapat merusak tubuh manusia bahkan menyebabkan kecacatan dan kematian.
Cara Kerja PLTN :
Cara Kerja PLTN :
Sumber : https://neuhauslabs.com/jenis-pembangkit-listrik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar