Breaking

Sabtu, 04 Januari 2020

Ternyata Sampah Bisa Membawa Berkah



Sampah memang menjadi masalah di kota – besar di seluruh dunia., khususnya di Indonesia seperti menumpuknya sampah di jalan – jalan  protokol Kota bandung. Belum lagi konflik antara pemerintah dengan warga  masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA).


Di negara negara maju seperti Denmark, Swiss, Amerika dan Prancis. Mereka  telah memaksimalkan proses pengolahan sampah. Tidak hanya mengatasi bau  busuk saja tapi sudah mengubah sampah – sampah ini menjadi energi  listrik. Khusus di Denmark 54 persen sampah diubah menjadi energi listrik.

Teknologi pengolahan sampah ini untuk menjadi energi listrik pada  prinsipnya sangat sederhana sekali yaitu:
  • Sampah dibakar sehingga menghasilkan panas (proses konversi thermal)
  • Panas dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk mengubah air menjadi uap dengan bantuan boiler
  • Uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin
  • Turbin dihubungkan ke generator dengan bantuan poros
  • Generator menghasilkan listrik dan listrik dialirkan ke rumah – rumah atau ke pabrik
Proses  Konversi Thermal
Proses  konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan  reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen.

Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini  menggunakan proses insenerasi salah. Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Di dalam  inserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran  digunakan untuk mengubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari  boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaran seperti debu diproses lebih  lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa proses pembakaran).

Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari  pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi: 100.000 ton sampah  sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah polusi  bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga  bisa menghemat devisa


 Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Sampah



12 Daerah Pembangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Terhitung sejak 2019 hingga 2022 mendatang, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, ada 12 Pembangkit Listrik Tenaga Sambah (PLTSa) yang bakal beroperasi.

"Sesuai rencana, 12 pembangkit tersebut akan mampu menghasilkan listrik hingga 234 Megawatt (MW) dari sekitar 16 ribu ton sampah per hari," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dalam keterangan resminya, Jumat (19/7/2019).

Merinci lebih jauh, Surabaya (10 MW) akan menjadi kota pertama yang mengoperasikan pembangkit listik berbasis biomassa tersebut dari volume sampah sebesar 1.500 ton/hari dengan nilai investasi sekitar US$ 49,86 juta.

Lokasi PLTSa kedua berada di Bekasi. PLTSa tersebut memiliki nilai investasi sebesar US$ 120 juta dengan daya 9 MW.

Selanjutnya, ada tiga pembangkit sampah yang berlokasi di Surakarta (10 MW), Palembang (20 MW), dan Denpasar (20 MW). Total investasi untuk menghasilkan setrum dari tiga lokasi yang mengelola sampah sebanyak 2.800 ton/hari sebesar US$ 297,82 juta.

Sisanya, Jakarta sebesar 38 MW dengan investasi US$ 345,8 juta, Bandung dengan kapasitas 29 MW dan investasi sebesar US$ 245 juta, Makassar, Manado, dan Tangerang Selatan dengan masing-masing kapasitas 20 MW dan investasi yang sama, yaitu US$ 120 juta.

Saat ini, menurut Plt Dirut PLN Djoko Abumanan, PLN membeli listrik PLTSa dengan harga US$ 13,3 per kWh. Ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

PLN, kata dia akan memanfaatkan sampah sebagai energi listrik pada opsi terakhir bila sampah tidak dapat memenuhi kriteria reduce, reused,dan recycle 3R. "Kalau sudah gak bisa diapa-apakan, dijadikan listrik. Sampah kan urusan hulu ke hilir," ucapnya.

Adapun, Kementerian ESDM pernah merilis data perkembangan pengoptimalan pembangkit listrik dari sampah. Dari paparan tersebut diketahui, tantangan salah satu pembangkit listrik energi baru ini kerap hadir dari pemerintah daerah.

"Adanya persepsi yang kurang tepat dari Pemda bahwa penjualan listrik menggantikan kewajiban Pemda untuk mengelola sampah melalui pembayaran Biaya Layanan Pengelolaan Sampah (BPLS)," tulis di paparan ESDM tersebut.
 
Sumber : - https://environment-indonesia.com/training/cara-mengubah-sampah-menjadi-energi-listrik/
    - https://www.cnbcindonesia.com/news/20190719140601-4-86194/daftar-12-daerah-pembangun-pembangkit-listrik-tenaga-sampah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar