4. Hukum Archimedes
Jika
kita celupkan batu ke dalam sebuah bejana berisi air, permukaan air
akan naik. Ini karena batu menggantikan volume air. Jika batu kita
celupkan pada bejana yang penuh berisi air, sebagian air akan tumpah
dari bejana. Volume air tumpah sama dengan volume batu yang menggantikan
air.
Jadi,
suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dalam zat cair selalu
menggantikan volume zat cair yang sama dengan volume benda itu sendiri. Dengan
pemahaman di atas, disertai dengan kaitan antara gaya apung yang
dirasakannya dengan volume zat cair yang dipindahkan benda, Archimedes menemukan hukumnya, yaitu hukum Archimedes yang berbunyi:
Gaya
apung yang bekerja pada suatu benda yang dicelupkan sebagaian atau
seluruhnya ke dalam suatu fluida sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut.
Seperti
telah anda ketahui bahwa gaya apung terjadi akibat konsekuensi dari
tekanan hidrostatis yang makin meningkat dengan kedalaman. Dengan kata
lain, gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar
tekanan hidrostatisnya. Ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda
lebih besar daripada tekanan pada bagian atasnya.
b. Mengapung, tenggelam, dan melayang
Masih ingatkah anda dengan peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang ketika suatu benda dicelupkan dalam zat cair?
Untuk mengingatnya kembali, perhatikan ilustrasi pada gambar berikut!
Ilustrasi pada gambar di atas menunjukkan bahwa apakah suatu benda mengapung, tenggelam atau melayang hanya ditentukan oleh massa jenis rata-rata benda dan massa jenis zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair, benda akan mengapung di permukaan zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda lebih besar daripada massa jenis zat cair, benda akan tenggelam di dasar wadah zat cair. Jika massa jenis rata-rata benda sama dengan massa jenis zat cair, benda akan melayang dalam zat cair di antara permukaan dan dasar wadah zat cair. Jadi,
Peristiwa
mengapung, tenggelam, dan melayang juga dapat dijelaskan berdasarkan
konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup
sebagian atau seluruhnya dalam zat cair, bekerja gaya apung (Fa). Dengan demikian, pada benda yang tercelup dalam zat cair bekerja dua buah gaya: gaya berat w dan gaya apung Fa, gambar berikut.
5. Tegangan Permukaan
a) Apakah Tegangan Permukaan Zat Cair Itu?
Tegangan
permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
tipis.
b) Mengapa Terjadi Tegangan Permukaan pada Zat Cair?
Di SMP anda telah mempelajari bahwa antara partikel-partikel sejenis terjadi gaya tarik menarik yang disebut gaya kohesi.
A mewakili partikel di dalam zat cair, sedangkan B mewakili partikel di
permukaan zat cair (gambar). Partikel A ditarik oleh gaya yang sama
besar ke segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya. Sebagai
hasilnya, resultan gaya pada partikel-partikel di dalam zat cair
(diwakili oleh A) adalah sama dengan nol, dan di dalam zat cair tidak
ada tegangan permukaan.
Bagaimana dengan partikel-partikel di permukaan zat cair (diwakili oleh B)?
Partikel B ditarik oleh partikel-partikel yang ada di samping dan di bawahnya dengan gaya-gaya yang sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel-pertikel di atasnya (karena di atas B tidak ada partikel zat cair). Sebagai hasilnya, terdapat resultan gaya berarah ke bawah yang bekrja pada permukaan zat cair. Resultan gaya ini menyebabkan lapisan-lapisan atas seakan-akan tertutup oleh hamparan selaput elastis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh karena itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan permukaan sesempit mungkin. Inilah kita sebut dengan tegangan permukaan.
Bagaimana dengan partikel-partikel di permukaan zat cair (diwakili oleh B)?
Partikel B ditarik oleh partikel-partikel yang ada di samping dan di bawahnya dengan gaya-gaya yang sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel-pertikel di atasnya (karena di atas B tidak ada partikel zat cair). Sebagai hasilnya, terdapat resultan gaya berarah ke bawah yang bekrja pada permukaan zat cair. Resultan gaya ini menyebabkan lapisan-lapisan atas seakan-akan tertutup oleh hamparan selaput elastis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh karena itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan permukaan sesempit mungkin. Inilah kita sebut dengan tegangan permukaan.
Akibat tegangan
permukaan ini, setetes cairan cenderung berbentuk bola. Karena dalam
bentuk bola itu, cairan mendapatkan daerah permukaan yang tersempit.
Inilah yang menyebabkan tetes air yang jatuh dari kran dan tetes-tetes
embun yang jatuh pada sarang laba-laba berbentuk bola.
Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit
penutup yang tipis. Nyamuk dapat berjalan di atas air karena berat
nyamuk dapat diatasi oleh kulit ini. Peristiwa yang sama terjadi pada
klip kertas yang perlahan-lahan kita letakkan di permukaan air. Ketika
anda menambahkan detergen atau larutan sabun ke dalam air, anda
menurunkan tegangan permukaan air. Sebagai hasilnya, berat klip kertas
tidak dapat lagi ditopang oleh tegangan permukaan air, dan klip kertas
akan tenggelam.
c) Formulasi Tegangan Permukaan
Gambar
di atas menunjukkan contoh lain dari tegangan permukaan. Seutas kawat
dibengkokan hingga berbentuk U, dan seutas kawat kedua dapat meluncur
pada kaki-kaki kawat U. Ketika alat ini dicelupkan dalam larutan sabun
dan dikeluarkan, kawat kedua (jika beratnya tidak begitu besar) akan
tertarik ke atas. Untuk menahan kawat ini agar tidak meluncur ke atas,
kita perlu mengerjakan gaya T ke bawah. Total gaya ke bawah yang menahan
kawat kedua adalah F = T + w.
Kita
misalkan panjang kawat kedua adalah l. Larutan sabun yang menyentuh
kawat kedua memiliki dua permukaan, sehingga gaya tegangan permukaan
bekerja sepanjang 2l panjang permukaan. Tegangan permukaan (g) dalam larutan sabun didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang permukaan (d) di mana gaya itu bekerja. Secara matematis kita tulis
Perhatikan
bahwa tegangan permukaan bukanlah besaran gaya, tetapi merupakan gaya
dibagi dengan panjang, sehingga satuan tegangan permukaan adalah N/m.
Tabel berikut mendaftar tegangan permukaan beberapa zat cair yang umum dijumpai dalam keseharian.
Zat Cair yang Kontak dengan Udara
|
Suhu (0C)
|
Tegangan Permukaan (x 10-3 N/m)
|
Air
|
0
|
75,6
|
Air
|
25
|
72,0
|
Air
|
80
|
62,6
|
Etil Alkohol
|
20
|
22,8
|
Aseton
|
20
|
23,7
|
Gliserin
|
20
|
63,4
|
Raksa
|
20
|
43,5
|
d). Penerapan Tegangan Permukaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Tegangan
permukaan air berhubungan dengan kemampuan air membasahi benda. Makin
kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan air untuk membasahi
benda, dan ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut
dalam air. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
fisika sehari-hari.
1. Mengapa mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih?
Tegangan
permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu, makin kecil
tegangan permukaan air (lihat tabel di atas), dan ini berarti makin baik
kemampuan air untuk membasahi benda. Karena itu, mencuci dengan air
panas menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian
menjadi lebih bersih.
2. Detergen sintesis modern
Banyak
kotoran pakaian yang tidak larut di dalam air segar, tetapi larut di
dalam air yang diberi detergen. Detergen memperkecil tegangan permukaan
air sehingga air mampu mencuci dengan bersih.
3. Itik dapat berenang di air
Itik
dapat berenang di air karena bulu-bulunya tidak basah oleh air. Jika
air diberi detergen, tegangan permukaan air berkurang dan itik yang
berusaha berenang bulu-bulunya akan basah oleh air. Akibatnya, itik akan
tenggelam.
4. Antiseptik
Antiseptik memiliki tegangan permukaan yang rendah sehingga antiseptik dapat membasahi seluruh luka.
7. Hukum Stokes dan Viskositas
a) Hukum Stokes
Gaya
gesek antara suatu permukaan benda padat yang bergerak dengan fluida
akan sebanding dengan suatu kecepatan relatif gerak benda ini kepada
fluida. Hambatan gerak di dalam fluida disebabkan gaya gesek antara
bagian fluida yang melekat ke permukaan suatu benda dengan bagian fluida
di sebelahnya. Gaya gesek tersebut sebanding dengan koefisien
viskositas (η) fluida. Menurut Stokes, gaya gesek yaitu :
Fs = 6 π r η v
Fs adalah gaya gesek (N)
r adalah jari-jari benda (m)
v adalah kecepatan jatuh dalam fluida (m/s)
Persamaan tersebut dikenal dengan hukum Stokes. Penentuan η dengan memakai hukum Stokes bisa dilakukan dengan percobaan kelereng jatuh. Sewaktu kelereng dijatuhkan dalam bejana kaca yang berisi cairan yang hendak ditentukan koefisien viskositasnya, kecepatan kelereng semakin lama akan semakin cepat.
Sesuai pada hukum Stokes, makin cepat gerakannya, maka makin besar gaya geseknya. Hal ini yang menyebabkan gaya berat kelereng tepat setimbang dengan gaya gesek dan kelereng jatuh dengan kecepatan tetap sebesar v hingga berlaku persamaan:
w = Fs
m . g = 6 π r η v
Fs = 6 π η r v
η adalah koefisien viskositas (kg m-1 s-1)
r adalah jari jari bola (m)
π adalah 22/7
v adalah laju relatif benda pada fluida.
b) Viskositas
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar atau kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin
besar viskositas (kekentalan) fluida, maka sulit fluida untuk mengalir
dan menunjukkan bahwa sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut.
Dalam zat cair, viskositas dihasilkan gaya kohesi antara
molekul zat cair. Akan tetapi jika dalam gas, viskositas timbul sebagai
akibat tumbukan antara molekul gas. Zat cair lebih kental daripada gas,
hingga untuk mengalirkan zat cair dibutuhkan gaya yang lebih besar jika
dibandingkan dengan gaya yang diberikan untuk mangalirkan gas.
Jika
sebuah bola pada gambar di atas yang mana massa jenisnya lebih besar
daripada massa jenis fluida dan berjari-jari r, dimasukkan kedalam
fluida zat cair, maka bola itu akan jatuh di percepat sampai suatu saat
kecepatannya maksimum. Pada kecepatan Vmaks, benda bergerak beraturan
sebab gaya beratnya telah diimbangi gaya gesek fluida.
Jika
sebuah benda memiliki bentuk bola dan jatuh bebas ke dalam suatu fluida
kental (seperti gambar di atas), kecepatannya akan bertambah sebab pengaruh gravitasi
bumi hingga mencapai pada suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan
terbesar yang tetap itu dinamakan dengan kecepatan terminal. Ketika
kecepatan terminal tercapai, berlaku keadaan:
Keteranga rumus :
v adalah kecepatan terminal (m/s)
η adalah koefisien viskositas fluida (Pa s)
r adalah jari-jari bola (m)
g adalah percepatan gravitasi (m/s2)
ρb adalah massa jenis bola (kg/m3)
ρf adalah massa jenis fluida (kg/m3)
Sumber : - https://fisikakontekstual.com/fluida-statis/
- https://rumus.co.id/hukum-stokes/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar